Membentuk
Pola Pikir Manusia Budaya
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmah, taufiq serta hidayah-Nya sehingga
penulis bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peran Budaya Dalam
Membentuk Pola Pikir Manusia” yang merupakan salah satu tugas pertama dari mata
kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Dalam tugas
makalah ini membahas mengenai mengidentifikasikan tulisan, latang belakang,
tujuan, manfaat bagi pembaca, membuat kesimpulan, dan saran dalam makalah.
Serta disusun berdasarkan dengan materi-materi yang ada dan berdasarkan
kejadian serta aktifitas masyarakat Indonesia pada setiap harinya.
Materi-materi yang dibuat bertujuan agar pembaca nantinya bisa lebih memahami
hubungan antara manusia dan kebudayaan yang ada saat ini.
Penulis
menyadari bahawa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan atas segala
kekurangannya. Dan penulis pun berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi semua, dan akhir kata penulis berharap bahwa yang akhirnya
nanti makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membacanya.
Depok, 11 MEI
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman era
globalisasi ini banyak sekali terjadinya perkembangan dalam suatu kehidupan
manusia pada sehari-harinya, termasuk dalam hal kebudayaan manusia. Manusia
tidak akan terlepas dari budaya pada setiap harinya yang mereka lakukan untuk
menyempurnakan suatu kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara yang berbeda-beda.
Dalam kurung
waktu 1 tahun manusia akan menemukan sebuah kebudayaan yang baru entah itu dari
luar negeri maupun dari dalam negeri sendiri, dan dalam seketikapun kebudayaan
itu akan berubah dan tersebar luaskan melalui media cetak maupun media
elektronik. Oleh karena itu disini penulis akan menjelaskan akan berbagai hal
mengenai Peran Budaya Dalam Membentuk Pola Pikir Manusia.
1.2 Tujuan Penulisan
Pada tugas
makalah ini bertujuan agar para pembaca nantinya bisa memahami pengertian dari
budaya dan hubungan manusia dengan kebudayaan, dan memahami bahwa manusia tidak
bisa terlepas dari kebudayaan pada setiap harinya.
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Dalam ruang
lingkup masalah ini dapat dilihat dalam setiap aktifitas antara hubungan
manusia dengan kebudayaan yang dilakukan setiap harinya.
1.4 Metodologi Penulisan
Metode yang
digunakan adalah metode deskripsi analisis. Yang dimaksud dengan metode
deskripsi analisis adalah metode yang memberikan gambaran-gambaran secara
objektif, menguraikannya serta membahasnya secara lengkap tentang pembuatan
makalah yang berjudul “Peran Budaya Dalam Membentuk Pola Pikir Manusia”.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun
sistematika penulisan dalam project ini yaitu :
·
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi
latar belakang penulisan, tujuan penulisan, ruang lingkup masalah, metodologi penulisan,
dan sistematika penulisan.
·
BAB II PEMBAHASAN
Pada Bab ini
yang akan membahas dari segi pengertian budaya dan segala hal yang berkaitan
dengan Peran Budaya Dalam Membentuk Pola Pikir Manusia.
·
BAB III PENUTUP
Bab ini
terdapat kesimpulan dari keseluruhan isi makalah ini serta saran bagi penulis
untuk pembaca.
·
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka
berisi sumber-sumber materi yang di ambil untuk membuat makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Budaya
Budaya adalah
suatu kegiatan rutinitas yang dilakukan berulang-ulang setiap harinya pada
sebuah kelompok dan diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Dan budaya
juga terbentuk dari berbagai unsur salah satunya yaitu dari Politik, Agama, dan
Adat Istiadat disetiap daerah dari berbagai penjuru dunia. Tidak hanya itu saja
mulai dari cara berpakaian, musik, tarian, makanan, tempat tinggal (rumah) yang
ditempati, dan juga bahasa yang kita digunakan sehari-hari. Dan seperti yang
kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan terlepas dari
beberapa hal tersebut yaitu dari bahasa yang digunakan sehari-hari, desain
rumah yang digunakan pada suatu daerah tertentu, cara berpakaian yang
berbeda-beda pada setiap daerah. Ada pun juga beberapa masyarakat yang
kesulitan akan memahami kebudayaan lain saat mengunjungi suatu daearah yang
berbeda, terutama di negara Indonesia yang terkenal dengan berbagai macam
kebudayaan yang terdapat didalamnya. Jadi tidak heran semua masyarakat di
Indonesia memahami atau mengerti disuatu wilayah dengan kebudayaan yang
berbeda-beda.
Pengertian kebudayaan
Dalam hubungan yang khass itu, manusia mengungkapkan kesadaran dan kebebasannya kedalam alam mamterial. Ia adalah makhluk budaya. Maka Kebudayaan dapat di identifikasikan sebagai hasil pengungkapan manusia ke dalam materi sejauh di terima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi warisanya. Kata materi harus di mengerti dalam arti luas, Sehingga Mencakup juga badan dan relasi-relasi dengan orang lain
Pengertian kebudayaan
Dalam hubungan yang khass itu, manusia mengungkapkan kesadaran dan kebebasannya kedalam alam mamterial. Ia adalah makhluk budaya. Maka Kebudayaan dapat di identifikasikan sebagai hasil pengungkapan manusia ke dalam materi sejauh di terima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi warisanya. Kata materi harus di mengerti dalam arti luas, Sehingga Mencakup juga badan dan relasi-relasi dengan orang lain
Dalam aktifitas sehari-hari kebudayaan tak akan lepas dengan
hubungan masyarakat dan Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
menamakan hal tersebut dengan istilah Cultural-Determinism yang artinya
segala sesuatu yang ada dalam masyarakat itu ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Ada pun yang beberapa pendapat lainnya
yaitu :
·
Herskovits memandang suatu kebudayaan sebagai segala sesuatu
yang bersifat turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya, yang
kemudian disebut sebagai superorganic.
·
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mencakup dari beberapa aspek
kehidupan yaitu: sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain.
·
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan
yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.
·
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan
adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
2.2 Komponen Biaya
Ada pun
beberapa komponen dalam budaya di antaranya yaitu :
·
Material
Dalam komponen
ini mengarah pada sebuah benda atau segala hal yang nyata di ciptakan oleh
manusia (konkret). Komponen ini berupa barang-barang yang digunakan oleh
manusia pada setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti rumah,
pakaian dsb.
·
Non material
Pada aspek ini
kebudayaan non material berupa buatan manusia yang sifatnya abstrak yang di
wariskan dari generasi ke generasi, dan kebudayaan non materi ini bias juga di
dapatkan dari sekolah karena yang di maksud non material itu seperti
cerita-cerita (sejarah) pada suatu daerah, dongeng, maupun lagu tradisional.
·
Lembaga sosial
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
·
Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
·
Estetika
Estetika budaya
merupakan suatu tingkah laku atau tradisi yang dilakukan pada masyarakat di
daerah itu sendiri, seperti di Indonesia pada setiap daerahnya memiliki suatu
estetika budaya yang berbeda-beda misalnya dalam seni budaya, musik, dongeng,
dan tari-tarian.
·
Bahasa
Bahasa juga
disebut budaya, disamping itu karena bahasa juga digunakan untuk berkomunikasi
dalam aktifitas sehari-hari, terutama di Indonesia terdapat 746 bahasa daerah
yang tersebar dari sabang sampai marauke. Tidak hanya di Indonesia saja
diberbagai negara lainnya pun demikian, menggunakan bahasa untuk memudahkan
berbagai macam aktifitas dalam sehari-hari. Dan juga bahasa memiliki sifat unik
dan komplek, karena hanya dapat dimengerti oleh masyarakat sekitar saja atau
dalam satu lingkup daerah saja, jadi belum tentu masyarakat yang tinggalnya
berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya itu bias mengerti dan memahami
bahasa tersebut.
2.3
Hubungan Antara Manusia Dengan Budaya
Ada banyak
alasan mengapa bisa dikatakan manusia itu tidak bisa dilepaskan dari suatu
kebudayaan atau manusia itu selalu dihubungkan dengan kebudayaan, dan hamper
setiap aktifitas yang dilakukan manusia adalah sebuah kebudayaan. Dari
sehari-hari mereka melakukan berbagai rutinitas yang sama disuatu tempat kerja,
sekolah, kampus, dsb. Serta dalam berbagai kebudayaan yang dilakukan pada
setiap manusia dapat menerapkan suatu budaya untuk taat pada aturan yang telah
ditetapkan pada suatu tempat.
Walaupun pada
awalnya ada beberapa peraturan yang dibuat untuk dipatuhi oleh manusia karena
banyaknya suatu tingkah laku manusia yang tidak layak untuk dilihat atau
dicontoh oleh masyarakat yang berada disekitar. Ada pun yang diungkapkan
dari para ahli antropolog yang menyatakan bahwa kebudayaan itu justru merupakan
“alam manusia” dan semua manusia memiliki kemampuan untuk menyusun
pengalamannya sendiri, menterjamahkan penyusunan ini
secara simbolis berkat kemampuan berbicara dan mengajar paham
tersebut kepada manusian lainnya. Karena manusia mendapati kebudayaan lewat
proses belajar enkulturisasi dan sosialisasi, dan dari kecil
sudah mengetahui apa-apa saja yang dilakukan oleh orang tuanya dalam kegiatan
sehari-hari, jadi manusia akan terbiasa dengan apa yang dilihatnya dan
melakukannya secara berulang-ulang. Orang yang tinggal di tempat yang berbeda
atau keadaan yang berbeda, mengembangkan kebudayaan yang berbeda. Para
antropolog juga mengemukakan bahwa melalui kebudayaan, orang dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungannya secara atau mendapatkan dari lingkungan dan pergaulan
sekitar (non-genetik), sehingga orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda
sering akan memiliki kebudayaan yang berbeda. Teori antropologi
terutama berasal dari kesadaran dan minat masyarakat akan perselisihan antara
segi lokal (kebudayaan tertentu) dan global (kemanusiaan secara umum, atau
jaringan hubungan antara orang di tempat atau keadaan yang berbeda) yang
terdapat di suatu daerah tertentu atau dearah lainnya.
2.4
Cara Budaya Membentuk Pola Pikir Manusia
Manusia
memiliki cara pandang yang berbeda sesuai dengan apa yang mereka dapat dari
kebudayaan masing-masing, yang dimaksud dengan kebudayaan masing-masing itu
berdasarkan asal tempat tinggal mereka, kepercayaan mereka, pandangan politik
yang mereka pelajari. Sehingga tidak semua manusia itu sama dari cara berfikir
mereka, maka dari itu manusia memiliki tingkah laku yang berbeda dan gaya hidup
yang berbeda pula, karena manusia terbagi atas berbagai suku yang tersebar di
berbagai belahan dunia dan khususnya di Indonesia sebagai negara yang memiliki
banyak kebudayaan.
Saat ini banyak
berbagai peran manusia yang digunakan untuk mencerminkan kepribadian
masing-masing, ada yang positif ada pula yang negatif, hal itu dapat di peroleh
manusia dengan cara bagaimana mereka dapat menilai suatu yang baik dan buruk
dan menganbil suatu keputusan yang tepat dalam memilih suatu tindakan yang akan
di kerjakan nantinya. Seperti sekarang banyak kasus yang terjadi akibat ulah
manusia itu sendiri, ada yang bernilai positif dan negatif itu tergantung
bagaimana cara masyarakat membentuk suatu kebudayaan masing-masing. Sebagai
contohnya banyak masyarakat melakukan suatu kegiatan positif pada setiap minggu
di daerah sekitar rumahnya dengan cara melakukan gotong royong untuk
membersihkan lingkungan untuk kepentingan bersama-sama, hal tersebut di katakan
sebagai kebudayaan karena sudah menjadi rutinitas mereka pada setiap pekan
untuk berjanji membuat suatu kegiatan dan membuat suatu tata tertib dalam
lingkungannya.
Dan juga ada
beberapa masyarakat yang membentuk suatu kebudayaan buruk di lingkungan atau di
dearahnya, karena beberapa masyarakat yang kurang peduli akan keadaan dan
situasi lingkungannya. Hal ini menyebabkan timbulnya sebuah konflik yang ada di
lingkungan sekitar seperti pertengkaran antar tetangga atau peperangan antar
daerah yang menimbulkan perpecahan darah antara satu sama lainnya, dan tidak
peduli dengan anak sendiri yang tidak melihat bagaimana perkembangan anaknya hingga
tumbuh menjadi anak yang tidak bermoral dan tidak patut di contoh untuk anak
seusianya. Hal seperti ini juga dikarenakan sifat orang tua yang keras tidak
memandang anaknya hingga nantinya anak tersebut akan mencontoh sifat dan
karakter orang tuanya, karena hal tersebut di nilai baik. Saat ini marak sekali
terjadinya berbagai perpecahan khususnya antara pelajar, hal tersebut di
karenakan tumbuhnya suatu kebudayaan yang buruk di dalam lingkungannya.
Sifat
kepedulian antar sesama manusia itu memang sangat penting untuk saling menjaga
dan saling menghormati satu sama lain dalam menjalin sautu hubungan yang erat
agar tidak menimbulkan suatu konflik, karena ada beberapa manusia yang tidak
dapat menerima suatu unsur budaya dari daerah lain yang timbul perbedaan hal
seperti ini sangat berbahaya untuk di lihat khususnya kepada generasi muda,
karena ketidakpahaman suatu budaya lain dan kurangnya pemahaman suatu budaya
berbeda yang belum pernah di lihat sampai saat ini.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari tulisan
makalah di atas dapat di simpulkan bahwa manusia memang tidak akan terlepas
dari suatu kebudayaan. Dan kebudayaanlah yang membentuk suatu pola pikir
manusia, dan suatu kebudayaan itu tidak hanya di dapatkan hanya dari daerah
asal manusia itu lahir, dan tinggal untuk hidup di sana. Akan tetapi sebuah
kebudayaan itu juga bisa di dapatkan melalui pergaulan dan lingkungan yang di
singgahi, dari situlah manusia dapat menilai suatu keputusan yang tanggapi
untuk menjadi suatu patokan hidup.
3.2 Saran
Dapat di
sarankan bahwa banyak sekali kebudayaan di berbagai negara, dan itu sebabnya
manusia ada yang menerima dan tidak menerimanya suatu kebudayaan yang lahir,
karena bisa saja dalam waktu 1 hari muncul kebudayaan baru di suatu negara maka
dari itu kita harus menyikapi dengan seksama dan tidak mengambil tindakan yang
gegabah dalam mengambil suatu tindakan karena bila salah mengambil tindakan
akan menimbulkan suatu masalah dan dapat merugikan orang lain. Dan mulai dari
sejak dini untuk mengenalkan suatu kebudayaan daerah yang ada di negara
Indonesia khususnya untuk generasi muda agar dapat memahami budaya-budaya dari
berbagai daerah agar bisa menerima suatu kebudayaan yang berbeda dan
mempelajarinya bersama.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_budaya (Tanggal 12 MEI 2014)
NAMA : DENDRY RENOVALDIO
KELAS : 1KA07
NPM : 12113164
NAMA : DENDRY RENOVALDIO
KELAS : 1KA07
NPM : 12113164