Minggu, 11 Mei 2014

Membentuk Manusia Budaya

Membentuk Pola Pikir Manusia Budaya
 KATA PENGANTAR
         Puji serta syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmah, taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peran Budaya Dalam Membentuk Pola Pikir Manusia” yang merupakan salah satu tugas pertama dari mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Dalam tugas makalah ini membahas mengenai mengidentifikasikan tulisan, latang belakang, tujuan, manfaat bagi pembaca, membuat kesimpulan, dan saran dalam makalah. Serta disusun berdasarkan dengan materi-materi yang ada dan berdasarkan kejadian serta aktifitas masyarakat Indonesia pada setiap harinya. Materi-materi yang dibuat bertujuan agar pembaca nantinya bisa lebih memahami hubungan antara manusia dan kebudayaan yang ada saat ini.
Penulis menyadari bahawa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan atas segala kekurangannya. Dan penulis pun berharap semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi semua, dan akhir kata penulis berharap bahwa yang akhirnya nanti makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang membacanya.
Depok, 11 MEI 2014


                                                                                                                             
BAB I
PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
Pada zaman era globalisasi ini banyak sekali terjadinya perkembangan dalam suatu kehidupan manusia pada sehari-harinya, termasuk dalam hal kebudayaan manusia. Manusia tidak akan terlepas dari budaya pada setiap harinya yang mereka lakukan untuk menyempurnakan suatu kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara yang berbeda-beda.
Dalam kurung waktu 1 tahun manusia akan menemukan sebuah kebudayaan yang baru entah itu dari luar negeri maupun dari dalam negeri sendiri, dan dalam seketikapun kebudayaan itu akan berubah dan tersebar luaskan melalui media cetak maupun media elektronik. Oleh karena itu disini penulis akan menjelaskan akan berbagai hal mengenai Peran Budaya Dalam Membentuk Pola Pikir Manusia.
1.2       Tujuan Penulisan
Pada tugas makalah ini bertujuan agar para pembaca nantinya bisa memahami pengertian dari budaya dan hubungan manusia dengan kebudayaan, dan memahami bahwa manusia tidak bisa terlepas dari kebudayaan pada setiap harinya.
1.3       Ruang Lingkup Masalah
Dalam ruang lingkup masalah ini dapat dilihat dalam setiap aktifitas antara hubungan manusia dengan kebudayaan yang dilakukan setiap harinya.
1.4       Metodologi Penulisan
Metode yang digunakan adalah metode deskripsi analisis. Yang dimaksud dengan metode deskripsi analisis adalah metode yang memberikan gambaran-gambaran secara objektif, menguraikannya serta membahasnya secara lengkap tentang pembuatan makalah yang berjudul “Peran Budaya Dalam Membentuk Pola Pikir Manusia”.
1.5       Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan dalam project ini yaitu :
·        BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penulisan, tujuan penulisan, ruang lingkup masalah, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
·        BAB II PEMBAHASAN
Pada Bab ini yang akan membahas dari segi pengertian budaya dan segala hal yang berkaitan dengan Peran Budaya Dalam Membentuk Pola Pikir Manusia.
·        BAB III PENUTUP
Bab ini terdapat kesimpulan dari keseluruhan isi makalah ini serta saran bagi penulis untuk pembaca.
·        DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisi sumber-sumber materi yang di ambil untuk membuat makalah ini.


BAB II 
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Budaya
Budaya adalah suatu kegiatan rutinitas yang dilakukan berulang-ulang setiap harinya pada sebuah kelompok dan diwariskan kepada generasi-generasi berikutnya. Dan budaya juga terbentuk dari berbagai unsur salah satunya yaitu dari Politik, Agama, dan Adat Istiadat disetiap daerah dari berbagai penjuru dunia. Tidak hanya itu saja mulai dari cara berpakaian, musik, tarian, makanan, tempat tinggal (rumah) yang ditempati, dan juga bahasa yang kita digunakan sehari-hari. Dan seperti yang kita ketahui dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak akan terlepas dari beberapa hal tersebut yaitu dari bahasa yang digunakan sehari-hari, desain rumah yang digunakan pada suatu daerah tertentu, cara berpakaian yang berbeda-beda pada setiap daerah. Ada pun juga beberapa masyarakat yang kesulitan akan memahami kebudayaan lain saat mengunjungi suatu daearah yang berbeda, terutama di negara Indonesia yang terkenal dengan berbagai macam kebudayaan yang terdapat didalamnya. Jadi tidak heran semua masyarakat di Indonesia memahami atau mengerti disuatu wilayah dengan kebudayaan yang berbeda-beda.
Pengertian kebudayaan
Dalam hubungan yang khass itu, manusia mengungkapkan kesadaran dan kebebasannya kedalam alam mamterial. Ia adalah makhluk budaya. Maka Kebudayaan dapat di identifikasikan sebagai hasil pengungkapan manusia ke dalam materi sejauh di terima dan dimiliki oleh suatu masyarakat dan menjadi warisanya. Kata materi harus di mengerti dalam arti luas, Sehingga Mencakup juga badan dan relasi-relasi dengan orang lain
Dalam aktifitas sehari-hari kebudayaan tak akan lepas dengan hubungan masyarakat dan Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski menamakan hal tersebut dengan istilah Cultural-Determinism yang artinya segala sesuatu yang ada dalam masyarakat itu ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Ada pun yang beberapa pendapat lainnya yaitu :
·        Herskovits memandang suatu kebudayaan sebagai segala sesuatu yang bersifat turun temurun dari satu generasi ke generasi lainnya, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
·        Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mencakup dari beberapa aspek kehidupan yaitu: sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain.
·        Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
·        Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
2.2     Komponen Biaya
Ada pun beberapa komponen dalam budaya di antaranya yaitu :
·        Material
Dalam komponen ini mengarah pada sebuah benda atau segala hal yang nyata di ciptakan oleh manusia (konkret). Komponen ini berupa barang-barang yang digunakan oleh manusia pada setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti rumah, pakaian dsb.
·        Non material
Pada aspek ini kebudayaan non material berupa buatan manusia yang sifatnya abstrak yang di wariskan dari generasi ke generasi, dan kebudayaan non materi ini bias juga di dapatkan dari sekolah karena yang di maksud non material itu seperti cerita-cerita (sejarah) pada suatu daerah, dongeng, maupun lagu tradisional.
·        Lembaga sosial
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
·        Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
·        Estetika
Estetika budaya merupakan suatu tingkah laku atau tradisi yang dilakukan pada masyarakat di daerah itu sendiri, seperti di Indonesia pada setiap daerahnya memiliki suatu estetika budaya yang berbeda-beda misalnya dalam seni budaya, musik, dongeng, dan tari-tarian.
·        Bahasa
Bahasa juga disebut budaya, disamping itu karena bahasa juga digunakan untuk berkomunikasi dalam aktifitas sehari-hari, terutama di Indonesia terdapat 746 bahasa daerah yang tersebar dari sabang sampai marauke. Tidak hanya di Indonesia saja diberbagai negara lainnya pun demikian, menggunakan bahasa untuk memudahkan berbagai macam aktifitas dalam sehari-hari. Dan juga bahasa memiliki sifat unik dan komplek, karena hanya dapat dimengerti oleh masyarakat sekitar saja atau dalam satu lingkup daerah saja, jadi belum tentu masyarakat yang tinggalnya berbeda antara daerah satu dengan daerah lainnya itu bias mengerti dan memahami bahasa tersebut.
2.3    Hubungan Antara Manusia Dengan Budaya
Ada banyak alasan mengapa bisa dikatakan manusia itu tidak bisa dilepaskan dari suatu kebudayaan atau manusia itu selalu dihubungkan dengan kebudayaan, dan hamper setiap aktifitas yang dilakukan manusia adalah sebuah kebudayaan. Dari sehari-hari mereka melakukan berbagai rutinitas yang sama disuatu tempat kerja, sekolah, kampus, dsb. Serta dalam berbagai kebudayaan yang dilakukan pada setiap manusia dapat menerapkan suatu budaya untuk taat pada aturan yang telah ditetapkan  pada suatu tempat.
Walaupun pada awalnya ada beberapa peraturan yang dibuat untuk dipatuhi oleh manusia karena banyaknya suatu tingkah laku manusia yang tidak layak untuk dilihat atau dicontoh oleh masyarakat yang berada disekitar.  Ada pun yang diungkapkan dari para ahli antropolog yang menyatakan bahwa kebudayaan itu justru merupakan “alam manusia” dan semua manusia memiliki kemampuan untuk menyusun pengalamannya sendiri, menterjamahkan penyusunan ini secara simbolis berkat kemampuan berbicara dan mengajar paham tersebut kepada manusian lainnya. Karena manusia mendapati kebudayaan lewat proses belajar enkulturisasi dan sosialisasi, dan dari kecil sudah mengetahui apa-apa saja yang dilakukan oleh orang tuanya dalam kegiatan sehari-hari, jadi manusia akan terbiasa dengan apa yang dilihatnya dan melakukannya secara berulang-ulang. Orang yang tinggal di tempat yang berbeda atau keadaan yang berbeda, mengembangkan kebudayaan yang berbeda. Para antropolog juga mengemukakan bahwa melalui kebudayaan, orang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara atau mendapatkan dari lingkungan dan pergaulan sekitar (non-genetik), sehingga orang yang tinggal di lingkungan yang berbeda sering akan memiliki kebudayaan yang berbeda. Teori antropologi terutama berasal dari kesadaran dan minat masyarakat akan perselisihan antara segi lokal (kebudayaan tertentu) dan global (kemanusiaan secara umum, atau jaringan hubungan antara orang di tempat atau keadaan yang berbeda) yang terdapat di suatu daerah tertentu atau dearah lainnya.
2.4    Cara Budaya Membentuk Pola Pikir Manusia
Manusia memiliki cara pandang yang berbeda sesuai dengan apa yang mereka dapat dari kebudayaan masing-masing, yang dimaksud dengan kebudayaan masing-masing itu berdasarkan asal tempat tinggal mereka, kepercayaan mereka, pandangan politik yang mereka pelajari. Sehingga tidak semua manusia itu sama dari cara berfikir mereka, maka dari itu manusia memiliki tingkah laku yang berbeda dan gaya hidup yang berbeda pula, karena manusia terbagi atas berbagai suku yang tersebar di berbagai belahan dunia dan khususnya di Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak kebudayaan.
Saat ini banyak berbagai peran manusia yang digunakan untuk mencerminkan kepribadian masing-masing, ada yang positif ada pula yang negatif, hal itu dapat di peroleh manusia dengan cara bagaimana mereka dapat menilai suatu yang baik dan buruk dan menganbil suatu keputusan yang tepat dalam memilih suatu tindakan yang akan di kerjakan nantinya. Seperti sekarang banyak kasus yang terjadi akibat ulah manusia itu sendiri, ada yang bernilai positif dan negatif itu tergantung bagaimana cara masyarakat membentuk suatu kebudayaan masing-masing. Sebagai contohnya banyak masyarakat melakukan suatu kegiatan positif pada setiap minggu di daerah sekitar rumahnya dengan cara melakukan gotong royong untuk membersihkan lingkungan untuk kepentingan bersama-sama, hal tersebut di katakan sebagai kebudayaan karena sudah menjadi rutinitas mereka pada setiap pekan untuk berjanji membuat suatu kegiatan dan membuat suatu tata tertib dalam lingkungannya.
Dan juga ada beberapa masyarakat yang membentuk suatu kebudayaan buruk di lingkungan atau di dearahnya, karena beberapa masyarakat yang kurang peduli akan keadaan dan situasi lingkungannya. Hal ini menyebabkan timbulnya sebuah konflik yang ada di lingkungan sekitar seperti pertengkaran antar tetangga atau peperangan antar daerah yang menimbulkan perpecahan darah antara satu sama lainnya, dan tidak peduli dengan anak sendiri yang tidak melihat bagaimana perkembangan anaknya hingga tumbuh menjadi anak yang tidak bermoral dan tidak patut di contoh untuk anak seusianya. Hal seperti ini juga dikarenakan sifat orang tua yang keras tidak memandang anaknya hingga nantinya anak tersebut akan mencontoh sifat dan karakter orang tuanya, karena hal tersebut di nilai baik. Saat ini marak sekali terjadinya berbagai perpecahan khususnya antara pelajar, hal tersebut di karenakan tumbuhnya suatu kebudayaan yang buruk di dalam lingkungannya.
Sifat kepedulian antar sesama manusia itu memang sangat penting untuk saling menjaga dan saling menghormati satu sama lain dalam menjalin sautu hubungan yang erat agar tidak menimbulkan suatu konflik, karena ada beberapa manusia yang tidak dapat menerima suatu unsur budaya dari daerah lain yang timbul perbedaan hal seperti ini sangat berbahaya untuk di lihat khususnya kepada generasi muda, karena ketidakpahaman suatu budaya lain dan kurangnya pemahaman suatu budaya berbeda yang belum pernah di lihat sampai saat ini.

BAB III
PENUTUP
 3.1  Kesimpulan
Dari tulisan makalah di atas dapat di simpulkan bahwa manusia memang tidak akan terlepas dari suatu kebudayaan. Dan kebudayaanlah yang membentuk suatu pola pikir manusia, dan suatu kebudayaan itu tidak hanya di dapatkan hanya dari daerah asal manusia itu lahir, dan tinggal untuk hidup di sana. Akan tetapi sebuah kebudayaan itu juga bisa di dapatkan melalui pergaulan dan lingkungan yang di singgahi, dari situlah manusia dapat menilai suatu keputusan yang tanggapi untuk menjadi suatu patokan hidup.
 3.2    Saran
Dapat di sarankan bahwa banyak sekali kebudayaan di berbagai negara, dan itu sebabnya manusia ada yang menerima dan tidak menerimanya suatu kebudayaan yang lahir, karena bisa saja dalam waktu 1 hari muncul kebudayaan baru di suatu negara maka dari itu kita harus menyikapi dengan seksama dan tidak mengambil tindakan yang gegabah dalam mengambil suatu tindakan karena bila salah mengambil tindakan akan menimbulkan suatu masalah dan dapat merugikan orang lain. Dan mulai dari sejak dini untuk mengenalkan suatu kebudayaan daerah yang ada di negara Indonesia khususnya untuk generasi muda agar dapat memahami budaya-budaya dari berbagai daerah agar bisa menerima suatu kebudayaan yang berbeda dan mempelajarinya bersama.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya (Tanggal 11 MEI 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Antropologi_budaya (Tanggal 12 MEI 2014)


NAMA  : DENDRY RENOVALDIO
KELAS : 1KA07
NPM   : 12113164