Senin, 07 April 2014

Perkembangan Budaya Lokal di Perguruan Tinggi

Perkembangan Budaya Lokal di Perguruan Tinggi

Pendahuluan

Latar Belakang


            Perguruan tinggi merupakan salah satu tempat dimana budaya lokal dapat juga dikembangkan. kebudayaan yang lahir dari setiap pembelajaran di perguruan tinggi akan membuat suaru perkembangan yang baru dalam kebudayaan. Karena pada dasarnya  perguruan tinggi adalah tempat dimana generasi-generasi muda akan meneruskan atau melanjutkan pendidikannya setelah meraka lulus dari Sekolah Menengah Atas. Di tempat seperti inilah budaya lokal dan juga seni budaya Indonesia harus dikembangkan dan dilestarikan oleh para generasi muda agar tetap terus berkembang dan juga agar merekaminimal mengenal dan tau budaya lokal dan juga seni budaya dari daerahnya masing-masing.
Budaya lokal biasanya didefinisikan sebagai budaya asli dari suatu kelompok masyarakat tertentu. budaya lokal adalah ciri khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal. Akan tetapi, tidak mudah untuk merumuskan atau mendefinisikan suatu konsep budaya. kebudayaan hampir selalu terikat pada batas-batas fisik dan geografis yang jelas

PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL DI PERGURUAN TINGGI

          Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka masalahnya adalah :
Bagaimana pengembangan ilmu budaya local berpengaruh di perguruan tinggi
Apa dampak negativ  bagi perguruan tinggi?

Tujuan Penulisan
Penulis bertujuan untuk mendapat sebuah ilmu yang baru dan membagi ilmu-ilmu yang membaca artikel yang ditulis oleh penulis.

              BAB II

             PEMBAHASAN

2.1  Pengmbangan Budaya Di Perguruan Tinggi
Kebudayaan di dalam perguruan tinggi sangatlah beragam.Seperti memainkan sebuah aransemen music modern yaitu punk,rock,metal,reggae,R&B soul dll, Terkadang kita sering lupa akan adanya kebudayaan music yang ada di Indonesia,seperti  music tradisional yaitu gamelan,tanjidor,karapitan/sinden dlll.didalam perguruan tinggi sendiri jarangnya kegiatan mahasiswa yang memainkan sebuah aransemen music tradisional,karena bagi mahasiswa tersebut music itu terlalu kuno.
Apa negative bagi kebudayaan tradisional ? mungkin kebudayaan local mungkin akan punah dan mungkin hanya dapat diceritakan tanpa tidak bias dilihat pertunjukannya dan tidak bisa didengar bagaimana music tradisional tersebut.
Didalam perguruan tinggi diajarkan  untuk memecahkan masalah seperti berfikiran kreatif, dan belajar cara memecahkan masalah. Terdapat beberapa perkumpulan di dalam perguruan tinggi, membuat aransemen seperti Popcorn (pop keroncong)disitu mereka tidak hanya memainkan music pop tapi digabung dengan music keroncong dan menjadi sebuah aransemen yang baru,dan enak didengarkan.


                   BAB III

                   PENUTUP

                  Kesimpulan

Dari pembahasan diatas saya membuat kesimpulan bahwa budaya local jangan sampai ditinggalkan karena dapat menghilangkan suatu identitas suatu bangsa itu sendiri,mungkin peran mahasiswa menjaga kelestarian budaya local dan mempelajari budaya local dan dapat diajarkan kembali kepada anak cucu kita nanti.


            


Keseimpulan


Di dalam perguruan tinggi bertanggung jawab mengembangkan kebudayaan lokal dari masing masing daerah tempat berada.dan banya cara untuk memperkembangkan budaya di dalam lingkungan perguruan tinggi maksudnya mahasiswa atau siapapun yang termasuk di dalam kawasan sebuah salah satu perguruan tinggi harus bisa memberikan sesuatu karya atau kreastifitas dalam memperkembangkan suatu kesinian atau kebudayaan. dan perguruan tinggi seharusnya memiliki misi untuk mengembangkan perdidikan dan kebudayaan. perkembangan kebudayaan atau kesenian di daerah masing masin perguruan tinggi perlu memperlibatkan kerja sama dengan media masa dan elektronik untuk mengembangkan sesuatu kebudayaan dan kesenian yang di buat



DAFTAR PUSTAKA

http://www.4shared.com/file/d3WZ0FS9/makalah_ilmu_sosial_budaya_das.html?cau2=403tNull&ua=WINDOWS 

      REFERENSI

Prasetya, Joko Tri., Drs. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Yoeti, Oka A. 1985. Budaya Tradisional yang Nyaris Punah. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

TANGGAL REFERENSI 1 – 4 – 2014 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar