Ramai-ramai
media di Indonesia membicarakan tentang fatalnya dampak kebakaran hutan yang
memicu kabut asap di Provinisi Riau. Bahkan Presiden Jokowi sempat turun tangan
langsung ke wilayah lahan dan hutan yang terbakar di Riau, kini Pemerintah Riau
telah menyandang status darurat asap menyusul kian pekatnya kabut asap yang
mencemari ruang udara Riau dan sekitarnya, bahkan tembus hingga ke Malaysia dan
Singapura.
Hingga
memasuki pekan kedua September ini, satuan tugas bentukan Presiden untuk
menyelidiki dan mengatasi menyebab kabut asap telah bekerja keras dibantu oleh
masyarakat dan Tentara Nasional Indonesia. Banyak pihak bergotong royong
melenyapkan kabut asap secara utuh. Akan tetapi, hasil dari semua usaha itu
belum terlalu mengurangi dampak kabut asap di Riau.
Berikut
adalah 2 fakta yang menjelaskan kondisi terakhir bencana kabut asap Riau,
- Hujan mendadak turun, kabut asap sempat menghilang sesaat di langit Pekanbaru
Pekatnya
kabut asap yang menutupi hampir seluruh kota Pekanbaru, Provinsi Riau telah
menggerakkan hati ratusan masyarakat Pekanbaru untuk melaksanakan shalat minta
hujan atau shalat istisqa. Akhirnya keberkahan Allah pun muncul di Senin sore
(14/9), dilansir dari Antaranews, seluruh warga Kota Pekanbaru mengucap syukur
setelah turunnya hujan ditengah selimut kelam kabut asap. Sesaat usai hujan,
kabut asap memang sempat menghilang dari langit Kota Pekanbaru.
Namun
keesokan harinya, Selasa (15/9) kabut asap kembali muncul dan lagi-lagi
memekatkan langit Pekanbaru mulai pukul 05.00 WIB. Bau menyengat asap kembali
menyesakkan hidung ketika matahari menyingising menjelang pukul 07.00 WIB.
Dikutip dari detik.com, di hari Selasa (15/9) ini Kota Pekanbaru nampak masih
akan tetap dikepung asap pekat, tak akan jauh dari hari-hari biasa. Hujan deras
yang mengguyur hampir satu jam tak menghilangkan seutuhnya titik api di sekitar
Provinsi Riau.
2. Para Orangtua di Pekanbaru risau kabut
asap ancam kesehatan sang anak di sekolah
Walaupun
angka Indeks Pencemaran Udara (IPU) sudah melonjak drastis hingga pada kadar
amat berbahaya (IPU rata-rata 355) tak layak lagi untuk dihirup masyarakat,
namun aktivitas belajar mengajar di Kota Pekanbaru beberapa kali masih
berlangung.
Akibatnya
banyak ibu rumah tangga risau melihat si anak harus terpapar kabut asap di
sekolah dan aktivitas luar ruangan. Akan tetapi ada juga beberapa sekolah yang
akhirnya meliburkan siswanya selama beberapa hari bahkan sudah lewat satu
minggu lebih. Kantor Berita Antara menyebutkan beberapa ibu rumah tangga di
Pekanbaru berada dalam posisi yang dilematis, jika sekolah tidak libur, si anak
akan terpapar dampak beracun dari kabut asap. Namun di sisi lain, kabut asap di
Pekanbaru dinilai telah merugikan dunia pendidikan karena sekolah-sekolah
terpaksa harus diliburkan untuk menghindari dampak dari udara yang tercemar.
Akhirnya banyak mata pelajaran yang tertunda karena libur. (CAL)
img:
metrotvnews