Senin, 12 Oktober 2015

2 fakta yang menjelaskan kondisi terakhir bencana kabut asap Riau

Ramai-ramai media di Indonesia membicarakan tentang fatalnya dampak kebakaran hutan yang memicu kabut asap di Provinisi Riau. Bahkan Presiden Jokowi sempat turun tangan langsung ke wilayah lahan dan hutan yang terbakar di Riau, kini Pemerintah Riau telah menyandang status darurat asap menyusul kian pekatnya kabut asap yang mencemari ruang udara Riau dan sekitarnya, bahkan tembus hingga ke Malaysia dan Singapura.
Hingga memasuki pekan kedua September ini, satuan tugas bentukan Presiden untuk menyelidiki dan mengatasi menyebab kabut asap telah bekerja keras dibantu oleh masyarakat dan Tentara Nasional Indonesia. Banyak pihak bergotong royong melenyapkan kabut asap secara utuh. Akan tetapi, hasil dari semua usaha itu belum terlalu mengurangi dampak kabut asap di Riau.
Berikut adalah 2 fakta yang menjelaskan kondisi terakhir bencana kabut asap Riau,
  1. Hujan mendadak turun, kabut asap sempat menghilang sesaat di langit Pekanbaru

Pekatnya kabut asap yang menutupi hampir seluruh kota Pekanbaru, Provinsi Riau telah menggerakkan hati ratusan masyarakat Pekanbaru untuk melaksanakan shalat minta hujan atau shalat istisqa. Akhirnya keberkahan Allah pun muncul di Senin sore (14/9), dilansir dari Antaranews, seluruh warga Kota Pekanbaru mengucap syukur setelah turunnya hujan ditengah selimut kelam kabut asap. Sesaat usai hujan, kabut asap memang sempat menghilang dari langit Kota Pekanbaru.
Namun keesokan harinya, Selasa (15/9) kabut asap kembali muncul dan lagi-lagi memekatkan langit Pekanbaru mulai pukul 05.00 WIB. Bau menyengat asap kembali menyesakkan hidung ketika matahari menyingising menjelang pukul 07.00 WIB. Dikutip dari detik.com, di hari Selasa (15/9) ini Kota Pekanbaru nampak masih akan tetap dikepung asap pekat, tak akan jauh dari hari-hari biasa. Hujan deras yang mengguyur hampir satu jam tak menghilangkan seutuhnya titik api di sekitar Provinsi Riau.

     2.  Para Orangtua di Pekanbaru risau kabut asap ancam kesehatan sang anak di sekolah

Walaupun angka Indeks Pencemaran Udara (IPU) sudah melonjak drastis hingga pada kadar amat berbahaya (IPU rata-rata 355) tak layak lagi untuk dihirup masyarakat, namun aktivitas belajar mengajar di Kota Pekanbaru beberapa kali masih berlangung.
Akibatnya banyak ibu rumah tangga risau melihat si anak harus terpapar kabut asap di sekolah dan aktivitas luar ruangan. Akan tetapi ada juga beberapa sekolah yang akhirnya meliburkan siswanya selama beberapa hari bahkan sudah lewat satu minggu lebih. Kantor Berita Antara menyebutkan beberapa ibu rumah tangga di Pekanbaru berada dalam posisi yang dilematis, jika sekolah tidak libur, si anak akan terpapar dampak beracun dari kabut asap. Namun di sisi lain, kabut asap di Pekanbaru dinilai telah merugikan dunia pendidikan karena sekolah-sekolah terpaksa harus diliburkan untuk menghindari dampak dari udara yang tercemar. Akhirnya banyak mata pelajaran yang tertunda karena libur. (CAL)

img: metrotvnews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar